PEKANBARU, Derakpost.com- Anggota DPR RI Dapil Riau, Syamsurizal, dengan normatif meenanggapi pernyataan dari mantan Gubernur Riau, Wan Abubakar menuding dirinya mencari popularitas dan berbohong terkait batalnya MCC mengucurkan dana hibah untuk halnya pembangunan Jembatan Siak V dan jalan lingkar Pekanbaru.
Dilansir dari cakaplah. Kalau statmen tersebut diungkap Wan Abubakar di sebuah media massa di Riau. Syamsurizal mengaku paham mengapa Wan Abubakar melontarkan pernyataan tersebut.
“Kalau Pak Wan mengatakan itu berbohong. Saya biarkan saja. Karena saya tahu, beliau tidak akan mengerti soal ini, karena latar pendidikannya kan berbeda. Jadi saya sangat paham beliau tidak mengerti itu. Jadi boleh saja beliau mengatakan apa – apa saja. Saya mengerti Pak Wan tak akan memahami persoalan ini,” kata Syamsurizal, Rabu (25/5/2022).
Syamsurizal sendiri mengatakan, bahwasanya dirinya mengapresiasi apa yang diperjuangkan Gubernur Riau, untuk dana hibah Rp1,143 triliun tersebut sedang diupayakan untuk dikerjakan pada penggal jalan di Teluk Meranti, Sebakap dan Gunting di dua kabupaten yakni Pelalawan dan Inhil.
“Kita apresiasi upaya Pak Gubernur. Yang jelas MCC tidak akan membiayai paket penggal jalan dan jembatan di Pekanbaru. Namun, kita apresiasi gubernur yang tetap berusaha memindahkan dana dari MCC ini untuk penggal jalan lain. Semoga ini berhasil,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan. Wan Abubakar menilai Syamsurizal menggunakan cara tak beretika untuk mendongkrak popularitas setelah mendeklarasikan diri maju di Pilgubri dengan mengomentari terkait dana hibah MCC.
Menurut Wan Abubakar, ada dua kesalahan mendasar yang dilakukan Syamsurizal dalam pernyataan terkait hibah MCC. Pertama Syamsurizal membicarakan persoalan yang bukan bagian dari tugas di sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI. Masalah insfrastrutur dan pembangunan domainnya Komisi V. Kedua, info yang disebarkan tidak benar alias bohong.
“Mestinya Syamsurizal lebih beretika kalau memang peduli dengan Riau. Dia bisa menemui gubernur. Mengajaknya bicara. Bukan menyebarkan ke media massa, terlebih informasinya tidak benar. Janganlah mencari popularitas dengan cara seperti ini. Tidak patut,” sesalnya lagi. **Rul