DERAKPOST.COM –Upaya pencegahan hal penyebaran wabah Cacar Monyet di daerah Kabupaten Meranti. Ini, disikap pemerintah setempat dengan cara semprot disinfektan dan bagikan masker di lokasi awal adanya virus Monkeypox tersebut, yaitu di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Fikri.
Sebagaimana diketahui, kepanikan sempat menyelimuti warga, di Kepulauan Meranti setelah kabar duka datang dari Ponpes ada seorang santri dinyatakan meninggal dunia diakibatnya terindikasi terpapar virus cacar monyet. Tragedi inipun menjadi alarm bagi semua pihak untuk bergerak cepat didalam
mengatasinya.
Untuk memastikan pada pencegahan dan perlindungan agar kasus serupa juga tidak meluas. Maka pada hari Ahad (21/9/2025), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti langsung turun tangan menyalurkan bantuan berupa masker dan hand sanitizer. Serta dilakukan
penyemprotan disinfektan.
Penyerahan bantuan dilakukan oleh Kepala Pelaksana BPBD Meranti, M. Kardafi, SE., M.IP., yang diwakili oleh Kabid Bencana dan Logistik, Ardath, S.IP., bersama sejumlah anggota BPBD dan tim Dinas Kesehatan. Bantuan berupa 2 kotak masker (80 box) dan 450 botol hand sanitizer dibagikan kepada para santri, tenaga pengajar, dan pengurus pesantren.
“Kegiatan ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tetapi juga bentuk kepedulian pemerintah daerah agar para santri, guru, dan pengurus pondok tetap terlindungi. Pencegahan adalah langkah terpenting untuk memutus rantai penyebaran penyakit,” ujar Ardath di sela kegiatan.
Suasana pesantren pagi itu penuh kehati-hatian. Santri tampak mengenakan masker yang baru saja mereka terima, sementara tim BPBD dan Dinkes menyemprotkan cairan disinfektan ke setiap sudut ruangan, dari asrama hingga ruang belajar.
Langkah cepat ini menjadi wujud sinergi pemerintah daerah dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat. Di tengah kabar duka, kehadiran BPBD dan Dinkes memberikan sedikit ketenangan: bahwa pencegahan sedang dilakukan, dan perlindungan untuk para santri menjadi prioritas.
Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti juga menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada. Plt Kepala Dinas Kesehatan, Ade Suhartian, mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat, memakai masker bila sakit, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mirip cacar monyet, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit.
“Penyakit ini bisa dicegah dengan disiplin menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Hindari kontak langsung dengan orang sakit maupun barang-barang yang sudah terkontaminasi. Masyarakat tidak perlu cemas berlebihan, namun tetap harus waspada. Mari bersama-sama menjaga kesehatan demi keselamatan bersama,” tegas Ade.
Langkah cepat ini menjadi wujud sinergi pemerintah daerah dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat. Di tengah kabar duka, kehadiran BPBD dan Dinkes memberikan sedikit ketenangan bahwa pencegahan sedang dilakukan, dan perlindungan untuk para santri maupun warga sekitar menjadi prioritas.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti mengumumkan adanya temuan dua kasus suspek atau diduga penyakit Monkeypox (MPOX) pada 17 dan 18 September 2025. Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, Ahad (21/9/2025).
Menurutnya, kedua kasus tersebut menunjukkan gejala yang sesuai dengan definisi suspek MPOX berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan RI. Dari dua kasus itu, satu pasien yang sempat menjalani perawatan di UPT RSUD Meranti meninggal dunia pada 20 September 2025, setelah empat hari dirawat.
Sementara satu pasien lainnya saat ini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah, setelah sebelumnya tiga hari dirawat di RSUD, dan masih pemantauan tenaga kesehatan dari UPT Puskesmas. “Saat ini kedua sampel kasus suspek MPOX sedang dalam proses pemeriksaan laboratorium. Kami terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pihak terkait,” ujar Ade Suhartian. (Atansyam)