BMKG Ungkap Siklon 96S Hantui Perairan Indonesia, Hindari Wisata Laut dan Pelayaran

DERAKPOST.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat ini  mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis 96S di Samudra Hindia, tepatnya di sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sistem ini berpotensi memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, berupa hujan lebat hingga gelombang laut tinggi yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran.

Sementara itu, Siklon Tropis Grant yang terbentuk sebelumnya masih terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Bengkulu hingga Kamis malam, 25 Desember 2025. Siklon ini bergerak ke arah barat dan semakin menjauhi wilayah Indonesia, dengan kecepatan angin mencapai 75 kilometer per jam atau berada pada kategori satu.

BMKG memperkirakan intensitas Siklon Tropis Grant akan menguat menjadi kategori dua pada Jumat malam, 26 Desember 2025, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 95 kilometer per jam. Meski bergerak menjauh, siklon ini masih menimbulkan dampak tidak langsung berupa gelombang laut setinggi hingga 2,5 meter di sejumlah perairan, antara lain perairan barat Bengkulu dan Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, serta Samudra Hindia di wilayah tersebut.

Perhatian utama saat ini tertuju pada bibit siklon tropis 96S yang mulai terdeteksi sejak Kamis dini hari, 25 Desember 2025. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1.003 hPa. Citra satelit menunjukkan pertumbuhan awan konvektif di sekitar pusat sirkulasi, meskipun strukturnya masih belum terorganisasi secara sempurna dan cenderung tersebar, terutama di bagian utara.

“Berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam ke depan sistem ini cenderung persisten dan diperkirakan mengalami sedikit peningkatan kecepatan angin dalam 24 hingga 48 jam ke depan. Kondisi ini ditandai dengan sirkulasi yang semakin tertutup, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot, terutama di bagian utara pusat sirkulasi, dengan arah pergerakan ke timur hingga tenggara,” ujar BMKG.

Dalam periode 48 hingga 72 jam mendatang, bibit siklon 96S diproyeksikan berbelok ke arah barat laut hingga barat. Namun, potensi sistem ini berkembang menjadi siklon tropis penuh dalam 24 hingga 72 jam ke depan masih tergolong rendah.

Meski demikian, dampak tidak langsung dari bibit siklon 96S telah mulai dirasakan di beberapa wilayah, antara lain:

* Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

* Angin kencang di wilayah pesisir selatan Bali hingga Nusa Tenggara Timur
Gelombang laut sedang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di perairan selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga DI Yogyakarta, perairan selatan Lombok hingga Timor, serta Laut Sawu
Gelombang tinggi setinggi 2,5 hingga 4 meter di Selat Bali bagian selatan serta Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur

Dikutip dari laman Detik. BMKG dalam hal ini, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya nelayan dan pelaku wisata bahari, terhadap potensi cuaca ekstrem ini. Masyarakat juga diminta untuk terus memantau informasi dan peringatan resmi dari BMKG guna menghindari risiko banjir, longsor, maupun kecelakaan di laut. (Dairul)

BMKGIndonesialautperairansiklon
Comments (0)
Add Comment