DERAKPOST.COM – Beredar kabar, Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin ini bakal diganti pada pekan depan. Dikabarkan itu, pengganti yaitu mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Leonard Eben Ezer.
Informasi demikian sudah sampai ke meja redaksi media, hari Ahad (18/5/2025). Tapi hal itu, belum ada kepastiannya dari pihak Istana dan Kejaksaan. Media ini, mengecek fakta ke berbagai situs dan Kejaksaan Agung, namun tak ada informasi pergantian itu. Sehingga informasi itu saat ini masih belum valid.
* Profil ST Burhanuddin
Dikutip dari laman Tribunnews.com. Untuk diketahui bahwasa ST Burhanuddin lahir di Majalengka, 17 Juli 1954. Ia itu mengawali kariernya ini sebagai staf Kejaksaan Tinggi Jambi sejak tahun 1989.
Lulusan Universitas 17 Agustus 1945 Semarang ini kemudian mengikuti pendidikan pembentukan jaksa dan beberapa kali menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri sejumlah daerah, mulai dari Bangko (Jambi) hingga Cilacap.
Pada 2007 Burhanuddin menjabat Direktur Eksekusi dan Eksaminasi Kejaksaan Agung dan berlanjut sebagai Kejaksaan Tinggi Kejati Maluku Utara pada tahun 2008 hingga tahun 2009.
Kariernya terus melesat hingga pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku Utara dan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat.
Saat menjabat sebagai Kepala Kejati Sulawesi Selatan dan Barat pada tahun 2010, Burhanuddin cukup fokus pada penanganan kasus korupsi.
Ia mengibaratkan korupsi seperti kentut, ada baunya tapi tidak ada bentuknya.
Oleh karena itu, tugasnya di kejaksaan adalah untuk membuktikan bentuk itu.
Dia mengatakan hal tersebut pada November 2010 silam.
Burhanuddin juga mendapatkan sorotan luas ketika tim dibawahnya, berhasil mengungkap kasus suap terhadap peradilan kontroversial Ronald Tannur yang melibatkan hakim yang diduga disuap untuk memutuskan vonis bebas terhadap tersangka
Ia terakhir menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (jamdatun) pada 2011 hingga pensiun pada 2014.
Burhanuddin pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Hutama Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. SK-132/MBU/8/2015 pada tanggal 4 Agustus 2015.
Burhanuddin blak-blakan mengungkapkan kepribadiannya yang tidak diketahui banyak orang. Salah satunya itu soal kelebihannya yang bisa menguasai akan banyak bahasa daerah. Meski lahir di Cirebon dan besar di Magelang, Burhanuddin mengakui bahwa dirinya menguasai delapan bahasa daerah.
“Saya lahir di Cirebon, saya gede di Magelang mulai dari SMP-SMA, saya di Cirebon cuma sampai SD tapi saya bisa bahasa Sunda. Saya mengusai 8 bahasa daerah yang bisa, Jawa, Sunda, Palembang, Padang, Aceh dikit, Aceh itu bahasa pendek-pendek, Makassar bisa,” katanya.
Burhanuddin mengakui kemampuannya menguasai delapan bahasa daerah dikarenakan tuntutan dari pekerjaan sebagai jaksa yang membuatnya harus berdinas di sejumlah Kejaksaan ketika menangani berbagai kasus.
“Itu karena tugas keliling. Jaksa kalau di persidangan itu kalau tersangka penduduk sana, mau gak mau harus bisa bahasanya,” ujar Burhanuddin. Bukan hanya ungkapkan soal bahasa daerah yang dikuasai, tapi dia juga mengungkapkan karakter aslinya yang tidak mencerminkan penampilan tegasnya di depan publik.
Burhanuddin itu mengaku sosok yang tidak pernah marah ini kepada para pegawainya. Soal penampilannya itu yang khas dengan kumisnya yang tebal, Burhanuddin ungkap, bahwa kumis tersebut sangat membuatnya percaya diri.
“Kalau saya enggak ada kumisnya itu saya culun, waktu masih pendidikan pertama masuk enggak ada kumisnya. Saya kelihatan culun kalau gak ada kumis,” tuturnya lagi.
* Profil Leonard Eben Ezer
Leonard Eben Ezer lahir di Tapanuli yang merupakan suku Batak, terletak di sebuah kawasan yang meliputi pesisir pantai barat Sumatra Utara hingga pesisir Danau Toba. Namun, tak besar di sana, tapi dibesar di Tarakan, Kalimantan Timur, Sukabumi dan Karawang.
Leonard Eben Ezer lahir ini memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan. Anak yang perempuan telah bekerja, sementara anak laki-lakinya masih duduk di bangku kuliah. Diketahui Leonard Eben Ezer Simanjuntak sebelumnya Dinas di Banten menjadi Kajati Banten selama setahun lamanya. Ia juga pernah menjadi Kepala Pusat Penerangan Hukum atau juru bicara Jaksa Agung (Kejagung) RI.
Tak hanya itu, ia juga sebelumnya pernah tugas di Papua Barat sebagai Wakil Kepala Kajati, dan itu selama bertugas selama 31 lamanya di dunia kejaksaan, ia baru kali ini bertugas di Makassar.
“Saya memang betul tidak pernah tinggal di Makassar hanya transit, dikarena dua kali saya berdinas di wilayah Papua yaitu Papua induk dan Papua Barat, jadi hanya transit pak, hanya untuk makan Coto Makassar,” kata Leonard Eben Ezer Simanjuntak, yang sekarang ini bertugas sebagai kepala pusat Diklat Kejaksaan. (Dairul)